widgets

Rabu, 30 Desember 2015

Psikologi Sosial (Konformitas dan Kepatuhan)



KONFORMITAS DAN KEPATUHAN



Nama            : Amestia Prasinata Panggabean
Nim               : 15112141044
Mata Kuliah : Psikologi Sosial


BAB I

(PENDAHULUAN)
1.1         Latar Belakang Masalah
          Konformitas tidak hanya sekedar bertindak sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang lain, tetapi juga berarti dipengaruhi oleh bagaimana mereka bertindak. Konformitas adalah tindakan atau berfikir secara berbeda dari tindakan dan pikiran yang biasa kita lakukan jika kita sendiri . Oleh karena itu, konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan agar selaras dengan orang lain. 
          Lalu apakah konformitas baik atau buruk? Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang ilmiah. Dengan berasumsi menggunakan nilai-nilai yang kebanyakan dari kita miliki bersama-sama, kita dapat mengatakan konformitas terkadang buruk (ketika membuat seseorang menyetir dalam keadaan mabuk atau bergabung dalam perilaku rasis), namun terkadang baik (ketika mencegah seseorang memotong barisan antrian bioskop), atau bisa saja tidak jelas (ketika menentukan pemain tenis untuk mengenakan baju berwarna putih). Dan biasanya penilaian tentang konformitas berbeda-beda pada setiap budaya. Kuncinya adalah apakah perilaku dan keyakinan yang dimiliki akan tetap sama jika terlepas dari kelompok.

1.2              Rumusan Masalah
A.             Apa Pengertian Konformitas Dan Kepatuhan ?
B.             Adakah Penelitian Klasik Dari Konformitas dan Kepatuhan?
C.             Apa Saja Faktor Yang Menentukan Kepatuhan ?
D.             Apa Saja Faktor  Munculnya  Dan Penurunan Konformitas ?
E.             Apa Saja Faktor Penyebab Sesorang Melakukan Konformitas

1.3         Tujuan Makalah
A.    Menjelaskan Apa Arti Konformitas Dan Kepatuhan
B.     Menjelaskan Beberapa Penelitian Klasik Dari Konformitas dan Kepatuhan
C.    Menjelaskan Faktor Yang Menentukan Kepatuhan
D.    Menjelaskan Faktor Munculnya Dan Penurunan Konformitas
E.   Menjelaskan Faktor Penyebab Sesorang Melakukan Konformitas



II
(PEMBAHASAN)
A.    Pengertian konformitas dan kepatuhan
                 Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan seseorang sebagai akibat dari tekanan kelompok. Sedangkan Kepatuhan adalah seseorang yang menampilkan perilaku tertentu karena adanya tuntutan meski mereka lebih suka untuk tidak menampilkannya.
  Ada dua jenis konformitas yaitu:

Nasionalisme dan Integrasi Nasional



NASIONALISME DAN INTEGRASI NASIONAL

 






DISUSUN:
NAMA    : AMESTIA PRASINATA
PRODI   : PSIKOLOGI/B
DOSEN  : Drs. Murtamadji M.si

      UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

                                 TP 2015/2016



BAB I
(PENDAHULUAN)
1.1    Latar Belakang Masalah
        Dewasa ini tudingan akan semakin pudarnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda semakin sering terlontar. Tudingan itu belum tentu benar, tetapi sudah mulai membentuk sigma ditengah masyarakat. Bila ukurannya semangat patriotisme dan perjuangan fisik seperti perang kemerdekaan dulu, tentu ada benarnya. Akan tetapi generasi sekarang tidak mungkin lagi melakukan perjuangan fisik penuh heroisme seperti masa lalu. Akan tetapi, nasionalisme bukanlah sesuatu yang kaku. Ini tidak aneh karena sebagai konsep sosial, nasionalisme muncul, berkembang dan mengalami evolusi yang sangat panjang hingga mengalami bentuk yang seperti sekarang.
        Sedangkan masalah integrasi bangsa semakin menghadapi tantangan yang cukup besar seiring dengan derasnya arus globalisasi dan perkembangan kehidupan yang begitu pesat sebab dinamika perkembangan lingkungan strategis telah membawa nuansa baru terhadap kadar interaksi, interelasi dan interdependensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Faktor penyebabnya antara lain adalah bergesernya nilai nasionalisme yang semula lebih berorientasi kepada nilai politik dan geo-politik bergeser menuju nilai ekonomi dan geo-ekonomi. Pergeseran nilai ini dari yang semula berorientasi kepada pentingnya kesatuan persatuan untuk membentuk masyarakat bangsa yang kuat, menjadi berorientasi kepada kepentingan dan kesejahteraan pribadi.
        Konflik sosial yang cukup memprihatinkan ditinjau dari perspektif nasionalisme antara lain konflik SARA atau konflik kewilayahan yang pada ujungnya potensial menimbulkan disintegrasi bangsa. Konflik sosial ini harus dikendalikan oleh seluruh komponen kekuatan bangsa atas dasar kesadaran bersama bahwa kesatuan persatuan bangsa yang selama ini dipertahankan merupakan modal utama dalam memperkokoh ketahanan nasional Indonesia.
        Oleh karena itu komponen kekuatan bangsa harusnya dihimpun menjadi kekuatan yang sinergi, berinteraksi secara proaktif partisipatif, melalui sharing kepentingan, saling memberi dan menerima, membangun kepercayaan kepada sistem, mau saling mendengarkan, menjalin persaudaraan sejati atas dasar keterbukaan serta membangun komitmen kepada kepentingan nasional. Dengan demikian integrasi bangsa, nasionalisme dan ketahanan nasional Indonesia dapat dipertahankan.

1.2    Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah:
  1. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan nasionalisme?
  2. Apa-apa saja bentuk nasionalisme?
  3. Apa yang dimaksud dengan nasionalisme sebagai prasyarat integrasi nasional
  4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nasionalisme dan integrasi nasional secara vertical (pemerintah dengan masyarakat) dan integrasi horizontal di masyarakat?

1.3    Tujuan Makalah
  1. Mengetahui apa dan bagaimana yang dimaksud nasionalisme.
  2. Mengetahui beberapa bentuk nasionalisme 
  3. Mengetahui apa yang dimaksud nasionalisme sebagai prasyarat integrasi nasional
  4. Mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nasionalisme dan integrasi nasional secara vertical (pemerintah dengan masyarakat) dan integrasi horizontal di masyarakat.

  


BAB II
(PEMBAHASAN)
2.1 Nasionalisme
2.1.1    Pengertian dan Sejarah Nasionalisme
            Nasionalisme jika ditinjau secara etimologis berasal dari bahasa bahasa latin (kata benda natio, dari kata kerja nasci yang berarti dilahirkanz) yang berarti bangsa yang dipersatukan karena kelahiran. Namun, arti dan hakikat yang melekat pada kata tersebut sudah berubah menurut ruang dan waktu serta disesuikan dengan ideologi penafsirannya. Secara fundamental nasionalisme timbul dari adanya national consciousness. Dengan istilah lain nasionalisme adalah formalisasi dan rasionalisasi dari kesadaran nasional. Kesadaran inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yakni negara nasional (Ismaun dalam Noor M. Bakry, 1994:172)
            Anthony Smith dalam bukunya tentang Nationalism : Theory, Ideology and History, dari berbagai definisi nasionalisme, maka nasionalisme menunjukkan pada beberapa hal yaitu :
  1. Proses pembentukkan atau pertumbuhan bangsa-bangsa.
  2. Sentiment atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan.
  3. Bahasa dan simbolisme bangsa
  4. Gerakan sosial dan politik demo bangsa bersangkutan.
  5. Doktrin dan atau ideologi bangsa baik yang umum maupun yang khusus.


Hal-hal yang mendorong munculnya faham nasionalisme , antara lain
  1. Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya.
  2. Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga negara
  3. Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan.
  4. Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.

          Dalam arti yang paling sederhana Gooch menegaskan bahwa nasionalisme merupakan kesadaran diri suatu bangsa. Ia telah menjadi doktrin utama sejak akhir abad 18. Dalam arti yang umu dan netral, menurut Greenfeld fan Chirot, istilah nasionalisme mengacu pada seperangkat gagasan dan sentimen yang membentuk kerangka konseptual tentang identitas nasional yang sering hadir bersama dengan berbagai identitas lain seperti okupasi, agama, suku, bahasa, wilayah, kelas, gender, dan lain-lain (Rusli karim, 1996:95)